Minggu, 12 April 2009

kki

Nama : Sudin antoro
Nim : 106025001063
Semester/jurusan : V/ Ilmu perpustakaan dan Informasi
Mata kuliah : Kosa Kata Indeks
Tugas : Ujian Akhir Semester (UAS)


Tentang ERIC
Education Resources Information Center (ERIC)- adalah sebuah perpustakaan digital pendidikan penelitian dan informasi. ERIC ini disponsori oleh Institut Ilmu Pendidikan (IES) dari US Department of Education. ERIC siap menyediakan akses ke pendidikan sastra untuk mendukung penggunaan penelitian dan informasi pendidikan untuk meningkatkan praktek dalam belajar, mengajar, keputusan pendidikan, dan penelitian .
Missi ERIC
misi ini adalah untuk memberikan yang komprehensif, mudah digunakan, dicari, Internet berbasis bibliografi dan full-text database pendidikan penelitian dan informasi yang juga memenuhi persyaratan yang Ilmu Pendidikan Reform Act of 2002.
Computer Sciences Corporation (CSC) merupakan kegiatan Proyek ERIC yang beroperasi di bawah kontrak dengan US Department of Education. ERIC kontrak yang mendukung pengembangan dan pengelolaan koleksi digital, ERIC Thesaurus, situs Web, dan teknologi yang terkait, serta jangkauannya ke pengguna ERIC. IES telah resmi memperkerjakan dua ahli panel penasihat untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yaitu ERIC penasehat dan (konten) ahli
Kinerja eric
ERIC terus mencari pendekatan baru untuk meningkatkan dan memperluas layanan kepada masyarakat pengguna. Melalui kerja sama dengan upaya dan tanggapan yang diberikan oleh pengguna masyarakat. dengan melalui program. ERIC untuk terus meningkatkan layanan online, memperluas akses ke bahan-bahan teks-penuh, dan meningkatkan jumlah jurnal-jurnal dan non sumber diindeks di Koleksi.
Informasi untuk penerbitan
Jutaan praktisi pendidikan dan peneliti untuk mencari kekayaan ERIC yang memiliki informasi pendidikan berkualitas tinggi. Membantu mereka menemukan bahan-bahan oleh menjadi bagian dari koleksi ini bertahan pendidikan sastra diindeks dari 1966 hingga saat ini. ERIC ini disponsori oleh the US Department of Education, Institut Ilmu Pendidikan.
keuntungan berpartisipasi dalam ERIC
Sebagai pengguna ERIC Anda bias menemukan bahan-bahan yang relevan, Anda akan:
· Menjangkau calon anggota baru, pelanggan, dan pelanggan
· Mempromosikan publikasi tanpa biaya
· ERIC Mendapatkan penghargaan dari organisasi Anda dalam ERIC
· Memperluas aksesibilitas situs Web Anda melalui link dalam catatan ERIC bibliografi
· Meningkatkan eksposur internasional ke khalayak
· Pastikan jangka panjang distribusi bahan setelah berhenti untuk dapat diakses dari organisasi Anda (menggunakan opsional, tidak ada biaya, lengkap dengan akses teks ERIC)
ERIC tidak memerlukan suatu perjanjian eksklusif. Bekerja dengan beberapa database penjual dan pihak ketiga. Dengan sumber memungkinkan penerbit untuk mencapai maksimum.Tidak ada biaya yang terkait dengan berpartisipasi dalam ERIC.
Akses pengguna ERIC
ERIC digunakan oleh peneliti, guru, pendidik, guru, administrator, librarians, pendidikan pelajar, dan masyarakat umum di seluruh Amerika Serikat dan di seluruh dunia. pengguna ERIC melakukan lebih dari 7 juta pencarian setiap bulan melalui website ERIC dan lainnya participating sites and services. situs yang berpartisipasi dan jasa.
Jenis Bahan Indeks dalam ERIC
eric saat ini sedang mengindeks jurnal, buku, abu-abu sastrasecara langsung berkaitan dengan bidang pendidikan atau disiapkan dan diterbitkan antara 2004 dan saat ini.
Setelah sukses meninjau organisasi Anda dan jenis bahan yang Anda berikan (lihat Tinjau Proses), ERIC akan menghubungi penerbit atau organisasi untuk meminta izin untuk mengindeks bahan ERIC. Rincian dieja dalam kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak

ERIC Thesaurus

ERIC Thesaurus of the descriptors (Thesaurus) adalah dikontrol kosakata - yang dipilih secara hati-hati daftar pendidikan yang berhubungan dengan kata dan frasa yang ditugaskan ke ERIC catatan untuk mengatur subyek oleh mereka dan membuat mereka lebih mudah untuk mengambil melalui pencarian.
Pencarian oleh descriptors memilih melibatkan relevan istilah dari kosakata ini dikontrol untuk mencari informasi mengenai topik Anda.
descriptor
Walaupun Anda juga dapat mencari ERIC menggunakan kata kunci yang Anda pilih, Anda akan mendapatkan hasil pencarian lebih tepat jika Anda menggunakan istilah Thesaurus. Hal ini disebabkan karena kata kunci pencarian yang cocok dengan tepat memerlukan kata yang ditemukan dalam catatan, saat mencari oleh descriptors memungkinkan Anda untuk mencari catatan diindeks oleh subjek, apapun yang terminologi penulis mungkin telah digunakan ERIC Thesaurus yang akan memungkinkan Anda untuk melakukan pencarian sistemik dan menghemat waktu dengan mengurangi dan menebak-percobaan dan metode-kesalahan.
Untuk rencana pencarian Anda menggunakan ERIC descriptors, kami sarankan Anda ikuti langkah berikut
1. Menjelaskan topik dalam kata-kata Anda sendiri.
2. Membagi menjadi topik utama konsep.
3. Menggunakan Thesaurus ke lokasi yang sesuai untuk setiap descriptors konsep topik.
4. . Menambahkan keterangan (s) untuk pencarian Anda.
Jika Anda ingin mengambil jalan pintas, Anda dapat mencoba cukup melakukan kata kunci pencarian, mengambil catatan yang tampak relevan dengan topik, dan kemudian memeriksa yang descriptors. . Anda bahkan dapat klik pada salah satu descriptors untuk memulai pencarian baru.
Contohnya gambar dibawah ini
Gambar 1

1. Browse melalui category
Langkah yang saya ambil dalam pencarian ini dengan mencoba meng-klick help, Research, Brwose the Thesaurus Selain itu juga dapat langsung memilih deskriptor yang terdapat dibawah. Research and Theory

Gambar 2
Setelah penulis meng-klick pada gambar diatas, munculah descriptor yang masih berkaitan pada descriptor pertama. Kemudian penulis memilih descriptor Information Theory lalu muncul gambar dibawah ini

Gambar 3
Langkah selanjutnya penulis mengklick Information Theory dengan muncul tampilan gambar dibawah ini dengan jelas terdapat descriptor Information Theory


Gambar 4

2. Browse melalui alphabetis
Penulis dalam mencari halaman ini menggunakan cara help, search. Namun menurut penulis lebih mudah menggunakan menu Thesaurus. lalu pilih descriptor yang dicari misalkan contoh gambar dibawah ini "bahasa dan lisan".
Langkah yang harus diperhatiakan dalam mencari descriptor melalaui alphabetis adalah pencari harus betul-betul teliti menginggat sisitem manual bukan otomatis, inggat huruf yang pertama misal A..B,,C lalu klick salah satu huruf pertama yang mejadi huruf pertama pada descriptor, musalkan "bahasa dan lisan" disini pencarai harus mengklick abjad yang terdapat di bagian atas huruf "B" lalu cari sampai ketemu haruf "b" setelah mendapatkan huruf abjad "b" maka perhatiakn apakah ada descriptor yang kita cari. Untuk memudahkah pencarain tekan "next"

Gambar 5
Langkah selanjutnya penulis mencari descriptor yang berbeda namaun dengan pencarain yang sama. Alhasil tampilan dan tingkat kerumitan tetap sama ya itu dengan kesabaran dan ketelitian. Dibawah ini terdapat descriptor dnegan "Information Theory" berbeda pada gambar yang diatas memakai descriptor "Bahasa dan Lisan"


Gambar 6



3. Search
Ada beberapa cara dalam pencarain yaitu dengan cara melalaui help, search dan juga biasa melakukan dengan menu thesaurus. gambar dibawah terlihat descriptor "Bahasa dan Lisan"
Gambar 7
Seperti yang diatas. bahwa penulis dalam melakukan pencarain yang berhubungan dengan topik-topi (sinonim) dengan melalui tiga penelusuran yaitu melalui category, alphabetis, seach. Didalam penelusuran penulis betul-betul merasakan hal-hal yang timbul dari berbagai cirri masing-masing yang merupakan kombinasi dari pemediaan untuk kemudahan pengguna ERIC, yang telah dirancnag sedemikian rupa.
Lihat gambar dibawah ini. penulis memasukan descriptor yang berbeda, namun masing-masing memiliki persamaan yang sama dengan memakai penelusuran bahasa alamaih namun yang membedakan adalah deskriptornya.




Gambar 8

keterangan
berdasarkan penelusuran yang telah dilakaukan penulis maka dapat disimpulkan beberapa hal yang sanggat menarik dari segi penyajian ficture yang memiliki tingkat kesulitan apa bila tidak mengikuti aturan yang telah dianjurkan oleh program ERIC. Pada dasarnya ERIC sanggat lah mudah apa bial mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan sebagaimaan program ini dirancang unutk pengguna sipapaun berlatar belakang apapaun entah guru, dosen, pelajar maupun secara umum tidak ada latar belakang oarnag yang berpengetahaun baik di akademisi maupun yang mengetahuai program ini. Namun ERIC memberiakn kemudahan dalam pencarain dengan melalui help atau melalaui search the Thesaurus yang disediakan. Karena dnegan langkah ini saya sebagai penulis seklaipaun awam dalam hal iani masih tetap bisa melanjutkan penelusuran saya. sekilipun tidak beraturan artinya ketika penulis meng entri satu descriptor tidak serta merta langsung muncul bentuknya entah itu artikel, jurnal dan sebagainay namaun secara garis besar penulis mampu melihat apasih isi didalamnya, apa saja yang disajikan, dan untuk apa menyajikan hal-hal ini.
Setelah penulis ketahui secara garis besar bahwa didalam Thesaurus ERIC/ERIC secara keseluruhan mencangkup di banyak bidang bukan hanya yang berbau pendidikan saja manun masalah ekonomi dan banyak yang lainya.
Tiga langkah dalam penelusuran didalam ERIC yaitu dengan cara
1) Browse by category langkah yang diambil dengan melalui help, seach atau memakai Searah Thesaurus. Namun sebelum memasuki halaman ini penulis membuka pada hom atau pada tampilan pertama. Penulis mencoba mengklick tentang ERIC yang ada pada fiture.
Unutk memilih descriptor penulis hanya mengklik apa yang dipilih, selanjutnya ada tampilan yang berbeda namuan masih berkesinambungan. Yang menjadi kendala kita pilih descriptor tidak ada isinya. seandainya ketika kita pilih descriptor lalau langsung muncul texs, atau jurnal itu sanggat mengguntungkan.
2) Browse by alphabetical didalam menelusur memalaui alphabetis seorang penelusur haruslah sabar dan cermat. Dikarenakan tingkat ketajaan harus tinggi karena proses ini memakai manual menilih abjad sesuai dengan huruf awal judul yang dipilih
3) Seach. Bahasa alamiah penulis menelusur menggunakan search thesaurusn namuan yang menjadi kendala mengapa ada perbedaan antara misalkan pada gambar 7 dan gambar 8. pada gambar 7 dengan hasil penelusuran 0, namun pada gambar 8 dalam penelusuran terdapat angka 1. entah apa yang menjadi perbedaan apakah karena gambar 7 memakai bahasa Indonesia yang cakupanya kecil. Dapat kita lihat pada gambar 8 terdapat nilai 1 yang memakai bahasa inggris. Disini penulis agak sedikit binggung dari mana hasil nominasi itu. Apakah memang lebih didominasi memakai bahas aasing ketimbang bahasa Indonesia yang masih sedikit. Pada dasarnya bahas Indonesai juga mencangkup banyak yang berhubungan Bahasa dan Lisan namaun dukarenakan masih memakai bahasa asing sehingga hasil penelusuran 0 dan bahasa asing yang lebih dominan bernilai 1. hanya inilah yang penulis pahami.

Minggu, 05 April 2009

filologi, pengatar naskah dan katalog

NASKAH DAN KATALOG; EKSISTENSI DAN URGENSI.

Resume ini membahas tentang Naskah dan Katalog; eksistensi dan urgensi.
Hal awal yang perlu dilakukan bagi seorang peneliti pernaskahan atau sering disebut ilmu Filologi dan Kodikologi yang diartikan dengan ilmu tentang Naskah atau pernaskahan. Dan sebelum mengurai lebih dalam bagaimana cara pengkatalogan naskah-naskah melayu. Menjelaskan apa arti Teks dan Naskah. Tujuanya agar dapat membedakannya apa bila dalam penyalinan bahasa tanpa harus mengurangi makna atau intisari dari teks tersebut.
1. Apakah yang dimaksud Teks? Teks adalah apa yang terdapat di dalam suatu Naskah. Dengan perkataan lain Teks merupakan isi Naskah atau kandungan Naskah.
2. Apa yang dimaksud Naskah? Naskah adalah istilah manuskrip (bahasa inggris manuscript). Kata mauskrip dari ungkapan Latin Codicesmanuscripti (artinya,buku-buku yang ditulis dengan tangan) (Madan, 1893:1) . Kata manu berasal dari manus yang ditulis dengan tangan dan Scriptusx berasal dari Scribere yang berarti menulis (Mamat, 1988:3)
Dalam hal ini perlu dikoreksi terlebih dahulu dengan istilah Katalogus atau katalog Naskah. Didalam buku karangan Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi dikatakan "Suatu katalogus naskah itu jauh lebih terurai dari suatu daftar naskah",
Katalogus susunan Ph. S. Van Ronkel (1909) yang tercatat di Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Wetenschappenm Jakarta
1. Panjang dan lebar halaman naskah dalam sentimeter
2. Jumlah halaman
3. Jumlah baris rata-rata pada satu halaman
4. Huruf yang dipaklai bukan huruf arab melayu
5. Tempat dan tanggal naskah ditulis
6. Asal naskah
7. Sebutan di dalam Notulen Bataviaasch Genootschap (NBG)
8. Isi secara singkat
9. Yang pernah membicarakan naskah itu
10. Naskah-naskah lain dengan judul yang sama yang terdapat diberbagai kota dan lembaga ditempat lain.
Naskah-naskah dalam baerbagai bahasa daerah di Indonesia tersebar diberbagai temapat sisuatu Negara. Juynboll (1899), Ricklefs dan Voorhoeve (1977 dan 1982). Katalog ini mendaftar semua naskah Indoneisa yang disimpan di dalam perpustakaan di Inggris, mencangkup 1.200 entri
1. Judul atau catatan mengenai isi
2. Pengarang penyalain atau pemilik
3. Tanggal dan tempat penulisan
4. Jenis yang dipakai dalam naskah
5. Ukuran halaman naskah
6. Jumlah halaman dalam naskah
7. Alas naskah yang digunakan. Kertas eropa, cap kertas (watermark)
8. Jumlah baris pada setiap halaman
9. Kondisi naskah
10. Semua publikasi yang mengacu pad anaskah (teks) yang bersangkutan
11. Tangggal pemerolehan oelh lembaga tampat menyimpan naskah
12. Pengacuan ke naskah-naskha dan publikasi yagn ada kaitanya
13. Catata-catatan lain
Jadi, naskah apabila belum dikatalog. maka seseorang tidak tahu secara detail hanya mengetahui fisik. Tidak mengetahui tahun berapa dibuatnya, tebal halamanya berapa, jilid berapa, ukuran kertasnya berapa, cap kertasnya apa. Hal ini tidak diketahui sebelum diteliti lalu diuraikan naskah beserta teks untuk mengetahui lebih dalam baik dari segi bahasa, dengan topiknya apa, apakah kalu dalam bahasa Sunda atau Jawi, Wawacan, prosa, puisi, mantra pelet (pengasihan), mantra ilmu putih (white magic) dan juga mantra hitam (blac magic).
Apabila telah terurai dengan jelas deskripsinya, berarti naskah-naskah tersebut dapat dikatalogisasi baik menggunakan microfis atau mikroflm seperti contoh bahasan lanjut dibawah ini. Jadi dapat diambil bahwa pengkatalog bertugas hanya pengumpulan naskah, terlepas dari alih bahasa, penelitian mengenai teksnya setiap naskah didalam ilmu Filologi. Jadi katalogus susunan naskah-naskah untuk di publikasikan diperpustakaan. Namun sadar atau tidak pengkatalaog meskipun tidak menggali kandungan teks naskah, secara tidak langsung pengkatalog mampu mengetahui isi teks setiap naskah yang di deskripsikan, lalu disusun menjadi catalog.
Ditambah Manuscript Description menurut pendapat Rusell Jons (1974-56). Pendapat ini disampaikan pada akhir workshop on Malay Manuscripts di London pada bulan September, 1980 .
1. Penghitunga jarak antara baris pertama dan baris terakhair
2. Pengukuran panjang baris
3. Penyebutan warna tinta
4. Jarak antara jalur ke-1 dan ke-5 yang dibatasi oleh garis-garis tebal (chai line) ke-1 dan ke-6. dicatata ada tidaknya bayangan pada chain lone dan jumlah garis tipis (laid-lines) dalam setiap senti meter
5. Ada atau tidak adanya garis-garis panduan yanbg ditekan (blind lins)
6. Jumlah kuras quire
7. Catata mengenai halaman-halaman uang difoto
8. Catatan mengenai hal-hal lain
Dibawah ini secara garis besar adalah data dari naskah-naskah yang hendak dideskripsi dari hasil kesimpulan tiga metode yang diatas oleh Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi:
1. Judul naskah
2. Tempat penyimpanan Naskah
3. Nomor Naskah
4. Ukuran Halaman
5. Jumlah halaman
6. Jumlah baris
7. Panjang baris
8. Huruf
9. Bahasa
10. Kertas
11. Cap kertas
12. Garis tebal dan garis tipis
13. Kuras
14. Panduan
15. Pengarang, penyalain, tempat dan tanggal penulisan naskah
16. Keadaan naskah
17. Pemilik naskah
18. Pemerolehan naskah
19. Gambar atau ilustrasi
20. Isi naskah
21. Catatan lain. (catatan. Yang mencatat data yang belum terjaring ketika dalam pendataan sebelumnya)
a. Tulisan yang membicarakan naskah maupun teks yang bersangkutan
b. Naskah-naskah sejudul namaun tersimpan ditempat lain
c. Sudah ada mikrofilm atau mikrofis
d. Halaman-halaman mana yang akan difoto
Cirri-ciri Dalam Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 5A (Katalog Naskah Jawa barat)
1. Kode Naskah
2. Kode proyek
3. Judul
4. Bahasa
5. Aksara
6. Bentuk
7. Nomor rol dan nomor urut
8. Jumlah halaman
9. Bahasa Naskah





Dibawah Ini Adalah Contoh Naskah Yang Dideskripsikan
1. Sj165 EFEO/KBN-359 DAMARWULAN
Bhs. Sunda aks. Pegon Puisi: wwacan 28.21
44 hlm.
Judul: luar teks: wawacan Damarwulan.
Ukuran: sampul: 21x 16,2 cm; hlm.: 19,7 x 16 cm; tulisan; 18, 5 x 15 cm.
Jilid: 1 dari 1; jenis alas naskah: kertas buatan local; sampul: tambahan kemudian.
Hlm,: yang ditulis: 44.
Penomoran Hlm.: ada.
Tinta: hitam pucat.
Tulisan: tapak tipis, kurang kontras.
Pupuh: teks terdiri atas 6 pupuh dengan gubahan dalam pupuh Simon, seperti tampak pada kutipan berikut: pupuh simon. Panulak rea kasusah, pamanding pikir prhatin, nu malarat rea…; dan berakhir dalam gubahan kalimat berbunyi niti kudu congklang malang, cahaya mancur lir emas
Keadaan fisik: kertas tampak mulai kekuning-kuningan agak kusam, dan beberapa lembara halaman hilang; penjili dan longgar. Kondisi naskah sudah tidak utuh.
Karangan: masa: abad 20; tempat: Cimahi bandung.
Asal Naskah: Amin; kp. Cigugur, Desa Cibabat, Kec. Cimahi, Kab. Bandung
Tempat penyimpanan: EFEO Bandung.
Karakteristik katalog diatas yang pertama menggunakan subjek judul, bukan menggunakan nama orang pengarang. Selain itu juga dikelompokan berdasarkan subjek Misalkan Sejarah (Cerita-cerita rakyak berbahasa Sunda), Islam (Fikih Al-Quran, Tasawuf), Sastra, Primbon, Adat Istiadat. Selain itu juga menggunakan nomor urut. karena memang dalam program yang di contohkan diatas adalan wilayah proyek. Yang hasilnya akan di masukan dengan penyajian menggunakan mikroflm dan mikrofis. Penyajian buku juga ada, tapi lebih berorientsi pada digital. adapun cara penyajin tidak menggunakan nomor urut secara sisitematis, melainkan menggunakan pengengelompokan SJ (sejarah) I (isalm) SA (sastra) A (adat istiadat) P (primbon dan mujarobat) LL (lain-lain).
Perkembangan naskah di Indonesia di pengaruhi oleh Van Ronker (1909) terdaftar 919 naskah dan Sutaarga dan Jusuf et al (1972) 953 naskah, diantaranya yang telah disimpulkan secara garis berar oleh Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi dalam karakteristik penyususun katalogus.

kumpulan puisi

Menuju petunjuk Illahi

” Dikala aku datang wajahku nampak telah turun meneduhimu
Tatkala aku pergi, aku tak rasa ada disampingmu.
Gemuruh dan percikan air yang bersatu
Sakan mengambarkan kedamaian dikampungku
Aku rindu dikala aku tak mampu tuk datangin bersamamu
Yang ku cari air garam, yang ku telan Ilmu bagaikan hujan yang turun ketika sedang terlelap tidurku
Tak mampu mencari segentong buyung untuk menadahinya
Tak sadarkan diri ketika dalam mimpi, ketika kuterbanggun telah berbekal menuju petunjuk jalan illahi robbi
Bintaro, 2007


Do'amu menghancurkan dosa
”Untumu Ibu tatakala kau mengasihiku
Tampak berjuang bersusah payah
Tatkala kau menyusuiku
Ku tak berdaya.
Wahai Ibu?
Aku dibesarkan dengan kasih sayangmu,
Aku dipupuk dengan Asi, jari lentikmu.
Wahai Ibu? kaulah adalah guru yang tak pernah bohong
Pada anak-anakmu, dan bagiku
Tak kenal lelah tak kenal sedih,
Sedihmu adalah kasih sayangmu terhadap anakmu
Wahai Ibu? bergulirnya masa hingga saat ini.
Anakmu takmampu mengharapkan, apa yang kau harapkan.
jiwaku risau tatkala tak sepadan impinmu
”Wahai Ibu?
Do’amu slalu mengiringgi langkahku
Do’amu slalu menyelimuti jiwa dan ragaku
Do’amu bisa menghancurkan dosaku
Ridhomu adalah ridho Allah SWT
Kepatuhanku adalah hormatku
Ku junjungtinggi derajatmu
Kebahagiananku adalah bagiaan kebahaginanmu
”Wahai Ibu ku sayang”?
Bintaro, 2007


Obat mujarab
Langit hitam menyelimuti awan
Yang kupandang diriku dalam keterangan
Datang jauh diawan yang terdengar dalam ketenagan
Kutertidur ,kutertidur dan kutertidur
Dengan asma Allah bacaaan Salawat
Mengobati tulang yang tercerat.
Sakit dimalam, sehat diesok
Semuanya datang dengan tiba-tiba tampa harus melihat waktu,
tanpa harus melihat umur
kemenagan akan datang dengan perjuangan, yang mementang
esok nanati kau tecengang.
Bintaro, 2007

Taubatnya sang preman
Tak memugkiri kala aku tersesat, dan tertutup.
Siang dan malam gelap gulita,
Aku tak lihat kehadiaranya, nikmat sang pencipta.
Aku menempuh hidup durjana,
Semuanya aku jalani, tanpa aku memihak
Siapa. ini lah yang aku lakaukan di ujung jalan.
Aku cari kini tiba saat ku terhenti
Bintaro, 2007


Getir dalam hidup
Ya Allah, panghuni bumi yang memiliki tiga sifat mereka tak adil pada diriku
Mereka menzolimiku padahal aku jujur
Waktu-waktu butuh, mereka mendekat pada diriku
Waktu-waktu getir mereka menjauh dariku
Kusapa mereka ia terdiam, ku terdiam mereka memakiku
Getir sudah dalam kehidupan ini
Tak ada guna menyesal, terimalah nasib yang ada dua
Baik dan buruk itu adalah ketentuan
Tinggal pilih sesuai pilihan
Jangan risau kiranya tak suka
Ku pergi jauh-jauh namun rasa itu tetap ada
Disana sinih sikut saling sikut
Demi sesuap nasi berani mengadekan sang illahi robbi
Tegal rotan, 2009




Nama sudian antoro, biasa disapa hamid
Lahir di Tegal, 20, maret, 1985- jawa tengah.
Tempat tinggal sekarang. Jl. Ajemaien rt 01/rw 07 No 30. Tegal Rotan, Sawah baru, Ciputat, Tangerang, perbatasan Bintaro sektor ix.
Sekarang sedang mengejar S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, prodi ilmu perpustakaan dan Informasi. Kegiatan yang pernah di tekuninya, menjadi wartawan kampus, Lembaga Pers Mahasisiwa (LPM), menjabat divisi LSO Lingkar Study BEM-J. Menjabat bidang keilmuan di organisasi primordial Ikatan Mahasisiwa Tegal (IMT). Menjadi Pustakawan sukarela di Fakultas Adab dan Humaniora UIN. Dan berbagai bidang pekerjaan yang pernah di tekuni demi untuk mencukupi kehidupan sehari-hari dan untuk bayar kuliah. Dalam dunia tulis menulis, telah menghasilkan tiga karya namun yang satu dalam proses pengerjaan, karya pertama berjudul slimut doa salaman, kerudung khadijah, dan kawinku yang ke sembilanpuluh, namun semau karyana belum di publikasikan secara umum, baru sebatas relasi kampus.

bingkai sumpah pemuda

KEMBALI KEBINGKAI

SUMPAH PEMUDA

Mari kita telaah dan cermati hari bersejarah, dimana tepat pada tanggal 28 Oktober 1928. saat itu para pemuda-pemudi berbagai suku, berbagai latar belakang berikrar, bersatu padu untuk merapatkan barisan menggapai satu tujuan yaitu, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia, yang terakhir bertanah air satu tanah air Indonesia. Pernyataan itu jelas keluar dari benak para pemuda-pemudi saat itu. Betapa tidak, rasa keadilan ingin diciptakan, hidup makmur ingin dirasakan serta hidup sejahtera ingin tumbuh ditanah air tercinta: Tanah air Indonesia

Namun itu semua apakah telah terwujud hingga terlahir 17 Agustus 1945 yang telah diimpikan itu, hingga sekarang. Akhirnya kemerdekaan tiba, Soekarna-Hatta memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dan memang bagi saya itu sebuah anugrah yang sanggat pantas. Kalau tidak ada sumpah pemuda apakah kita jadi bangsa Indonesia tercinta ini? Atau bukan. Namun yang jadi pertanyaan apakah kemakmuran, keadilan dan sejahtera telah dikenyam oleh masyarakat luas dari dahulu hingga sekarang?

Kenyataan ini Tampak jelas pelbagai pergerakan pemuda-pemudi yang telah menjadikan peradaban perjuangan yang dinamis dari masa-kemasa mengukir sejarah ditanah air ini: Indonesia. Tujuanya adalah ingin menancapkan keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan hidup Masyarakat indonesia Namun apakah peradaban itu akan membuat Mahasiswa atau pemuda-pemudi saat ini mampu mengadopsi semanggat juang Mahasisiwa dahulu? Untuk melanjutkan cita-cita yang telah terukir sebuah sejarah. Menurut Dr. Kuntowijoyo, paradigma Islam interpretasi untuk Aksi. Peradaban tidak lepas dari unsur-unsur yang mendukung diantaranya adalah politik, perekonomian, perkembangan ilmu pengetahuan, yang akhirnya menciptakan kultur budaya pada manusia tersebut. Hal ini telah jelas bahwa tujuan daripada sumpah pemuda tidak lain dan tidak bukan ingin mempersatukan bangsa dari berbagai ideologi, dari tekanan pemerintahan kolonialisme, yang syarat degan penderitaan yang tiada akhir. Memang kita tahu perjuangan pra 1945 identik peperangan dengan senjata. Nyawa yang jadi bayaran. Berapa banyak yang telah gugur dalam pertempuran, dan mereka itu adalah Pahlawan. Mari para pamuda-pemudi, Mahasisiwa-mahaisiwi tundukan kepala sejanak, apakah kita dalam bingkai sumpah pemuda yang telah berusia 80 tahun. Apabila tidak, apakah yang terisi dalam benak pemuda sekarang.

Mari kita kembali kebingkai sumpah pemuda, kita isi dengan hal-hal yang positif. Maju dan mundurnya suatu bangsa adalah pemuda. Kenapa demikian, karena pemuda yang akan menjawab perkembangan zaman, kalau bukan pemuda siapa lagi! Tak menepis anggapan belbagai kalangan bahwasanya nilai yang terkandung dalam sumpah pemuda tampaknya sudah menjauh dari para pemuda-pemudi masakini, karena dilihat dari segi ideologi sanggat berbeda yang pertama pemuda sekarang lebih mementingkan diri sendiri atau golongannya, egoisme, fanatisme atas nama agama, ras, suku dan juga partai politik. yang kedua perbedaan dianggapnya sebagai permusuhan. Kenapa jadi begini, karena faktor ini tidak lepas dari dinamisasi peradaban tersebut yang tumbuh dari kultur budaya setiap individualisme. Hal ini sanggat rill kita lihat salah satu contoh orang berlomba-lomba memperkaya dengan berbagai cara tak memperdulikan itu hak siapa. kalau memeng semua orang punya ideologi seperti itu, apakah akan ada hal positif sisi sosialnya? Saya rasa tidak! Mengapa, karena tidak ada kebersamaan yang akan

membentuk peradaban positif itu sendiri.

Sepatutunya mari kita jauhkan rasa Pesimisme, tumbuhkan rasa Optimisme. Rangkul bersama-sama, kita maju dalam keberagaman dari berbagai suku, berbagai etnis, berbagai bahasa dan budaya yang begitu banyak hingga ada yang tidak terjamah (dipatenkan Negara lain). Bukankah kita tidak merasa bangga mendapat keberagaman yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Patut kita banggakan dan patut kita syukuri. bagaimana tidak? Diantara bahasa yang ada didunia ini, Indonesia menempati 12%. Jumlah bahasa yang ada di Indonesia dari berbagai daerah berjumlah 764. dari 12 Ribu bahasa di seluruh Dunia. Hal ini telah jelas begitu banyak bahasa ditanah air ini, hingga akhirnya 1928 tepat pada tanggal 28 Oktober sepakat bahasa Nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia baik dari Sabang hingga Merauke berjanji menyepakati dengan lapang dada.

Dari dahulu hingga sekarang mahasisiwa sebagai pilar utama. Untuk itu sebagai Mahasiswa sepatutunya mengobarkan semanggat Nasionalisme sesuai kemampuan masing-masing bagi saya hal yang efektif baik melalui sosialisasi minat baca. itu yang pertama. Kenapa minatbaca? kiranya tidak bermutu. Memang tampaknya sepele, tapi tidak menutup kemungkianan seseorang tidak suka membaca tidak dapat penerangan yang lebih jauh jarak pandangnya. Untuk itu minatbaca harus ditingkatkan karena dengan membaca kita bisa menjelajah melalui jendela ilmu pengetahuan. Yang kedua: sumbangan buku. Buku tidak pernah pudar kandungan isinya, maka dari itu banyak sekali sekolah-sekolah yang masih membutuhkan buku-buku yang masih bisa dipakai, namun tidak hanya di sekolah saja, bisa di sumbangkan di yayasan anak-anak jalanan, karena banyak yayasan yang mengelola, bertujuan untuk apa. Itu semua tidak jauh dari rasa Nasionalisme adalah ingin menjunjung tinggi hak belajar dan hak mendapat ilmu pengetahaun setiap manusia. Yang ketiga: pengajaran yang sifatnya dedikasi baik dalam keluarga atau pun dilingkungan tetangga karena hal ini sanggat berpengaruh, impace.

Mahasisiwa seharusnya mamapu menciptakan generasi dibawahnya. Mari kita inggat pepatah yang mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonya, pribahasa ini boleh jadi referensi yang sanggat jelas dan mudah dicerna dengan pemahaman yang minim sekalipun. Artinya sedikit apapun nasehat atau ajakan yang sifatnya membangun memotifasi pada adik-adik dan kawan-kawan kita itu akan menjadi effek yang sanggat baik. Ini yang kita diharapkan, bukan bercerai-berai saling bentrok dan saling menyerang. Kondisi seperti ini sanggat delematis. Masih banyak kegiatan yang bermakna, masih banyak waktu untuk kita perbaiki. Jadikan Moral yang baik serta Ahlak yang mulia. Secara tidak langsung hal ini artinya sedang mencetak, memproses sedemikian rupa agar semanggat, rasa juang, rasa Nasionalisme dan kebersamaan akan tumbuh dan berkembang dibenak yang tulus di setiap generasi baru nantinya.

Potensi yang sanggat fundamental dalam hal ini adalah melalui sektor pendidikan seperti yang diungkapkan diatas, baik formal maupun nonformal apapun wujudnya dalam mengaplikasikan. Intinya generasi-generasi baru mampu masuk dalam kesatuan yang terdapat dalam tiga pilar Sumpah Pemuda. Entah wujudnya itu individu maupun organisasi yang menciptakan kebersamaan tanpa membedakaan suatu golongan itu yang lebih utama dan paling utama.

Nama: Sudin Antoro, Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Semester V. Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.