Minggu, 05 April 2009

filologi, pengatar naskah dan katalog

NASKAH DAN KATALOG; EKSISTENSI DAN URGENSI.

Resume ini membahas tentang Naskah dan Katalog; eksistensi dan urgensi.
Hal awal yang perlu dilakukan bagi seorang peneliti pernaskahan atau sering disebut ilmu Filologi dan Kodikologi yang diartikan dengan ilmu tentang Naskah atau pernaskahan. Dan sebelum mengurai lebih dalam bagaimana cara pengkatalogan naskah-naskah melayu. Menjelaskan apa arti Teks dan Naskah. Tujuanya agar dapat membedakannya apa bila dalam penyalinan bahasa tanpa harus mengurangi makna atau intisari dari teks tersebut.
1. Apakah yang dimaksud Teks? Teks adalah apa yang terdapat di dalam suatu Naskah. Dengan perkataan lain Teks merupakan isi Naskah atau kandungan Naskah.
2. Apa yang dimaksud Naskah? Naskah adalah istilah manuskrip (bahasa inggris manuscript). Kata mauskrip dari ungkapan Latin Codicesmanuscripti (artinya,buku-buku yang ditulis dengan tangan) (Madan, 1893:1) . Kata manu berasal dari manus yang ditulis dengan tangan dan Scriptusx berasal dari Scribere yang berarti menulis (Mamat, 1988:3)
Dalam hal ini perlu dikoreksi terlebih dahulu dengan istilah Katalogus atau katalog Naskah. Didalam buku karangan Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi dikatakan "Suatu katalogus naskah itu jauh lebih terurai dari suatu daftar naskah",
Katalogus susunan Ph. S. Van Ronkel (1909) yang tercatat di Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Wetenschappenm Jakarta
1. Panjang dan lebar halaman naskah dalam sentimeter
2. Jumlah halaman
3. Jumlah baris rata-rata pada satu halaman
4. Huruf yang dipaklai bukan huruf arab melayu
5. Tempat dan tanggal naskah ditulis
6. Asal naskah
7. Sebutan di dalam Notulen Bataviaasch Genootschap (NBG)
8. Isi secara singkat
9. Yang pernah membicarakan naskah itu
10. Naskah-naskah lain dengan judul yang sama yang terdapat diberbagai kota dan lembaga ditempat lain.
Naskah-naskah dalam baerbagai bahasa daerah di Indonesia tersebar diberbagai temapat sisuatu Negara. Juynboll (1899), Ricklefs dan Voorhoeve (1977 dan 1982). Katalog ini mendaftar semua naskah Indoneisa yang disimpan di dalam perpustakaan di Inggris, mencangkup 1.200 entri
1. Judul atau catatan mengenai isi
2. Pengarang penyalain atau pemilik
3. Tanggal dan tempat penulisan
4. Jenis yang dipakai dalam naskah
5. Ukuran halaman naskah
6. Jumlah halaman dalam naskah
7. Alas naskah yang digunakan. Kertas eropa, cap kertas (watermark)
8. Jumlah baris pada setiap halaman
9. Kondisi naskah
10. Semua publikasi yang mengacu pad anaskah (teks) yang bersangkutan
11. Tangggal pemerolehan oelh lembaga tampat menyimpan naskah
12. Pengacuan ke naskah-naskha dan publikasi yagn ada kaitanya
13. Catata-catatan lain
Jadi, naskah apabila belum dikatalog. maka seseorang tidak tahu secara detail hanya mengetahui fisik. Tidak mengetahui tahun berapa dibuatnya, tebal halamanya berapa, jilid berapa, ukuran kertasnya berapa, cap kertasnya apa. Hal ini tidak diketahui sebelum diteliti lalu diuraikan naskah beserta teks untuk mengetahui lebih dalam baik dari segi bahasa, dengan topiknya apa, apakah kalu dalam bahasa Sunda atau Jawi, Wawacan, prosa, puisi, mantra pelet (pengasihan), mantra ilmu putih (white magic) dan juga mantra hitam (blac magic).
Apabila telah terurai dengan jelas deskripsinya, berarti naskah-naskah tersebut dapat dikatalogisasi baik menggunakan microfis atau mikroflm seperti contoh bahasan lanjut dibawah ini. Jadi dapat diambil bahwa pengkatalog bertugas hanya pengumpulan naskah, terlepas dari alih bahasa, penelitian mengenai teksnya setiap naskah didalam ilmu Filologi. Jadi katalogus susunan naskah-naskah untuk di publikasikan diperpustakaan. Namun sadar atau tidak pengkatalaog meskipun tidak menggali kandungan teks naskah, secara tidak langsung pengkatalog mampu mengetahui isi teks setiap naskah yang di deskripsikan, lalu disusun menjadi catalog.
Ditambah Manuscript Description menurut pendapat Rusell Jons (1974-56). Pendapat ini disampaikan pada akhir workshop on Malay Manuscripts di London pada bulan September, 1980 .
1. Penghitunga jarak antara baris pertama dan baris terakhair
2. Pengukuran panjang baris
3. Penyebutan warna tinta
4. Jarak antara jalur ke-1 dan ke-5 yang dibatasi oleh garis-garis tebal (chai line) ke-1 dan ke-6. dicatata ada tidaknya bayangan pada chain lone dan jumlah garis tipis (laid-lines) dalam setiap senti meter
5. Ada atau tidak adanya garis-garis panduan yanbg ditekan (blind lins)
6. Jumlah kuras quire
7. Catata mengenai halaman-halaman uang difoto
8. Catatan mengenai hal-hal lain
Dibawah ini secara garis besar adalah data dari naskah-naskah yang hendak dideskripsi dari hasil kesimpulan tiga metode yang diatas oleh Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi:
1. Judul naskah
2. Tempat penyimpanan Naskah
3. Nomor Naskah
4. Ukuran Halaman
5. Jumlah halaman
6. Jumlah baris
7. Panjang baris
8. Huruf
9. Bahasa
10. Kertas
11. Cap kertas
12. Garis tebal dan garis tipis
13. Kuras
14. Panduan
15. Pengarang, penyalain, tempat dan tanggal penulisan naskah
16. Keadaan naskah
17. Pemilik naskah
18. Pemerolehan naskah
19. Gambar atau ilustrasi
20. Isi naskah
21. Catatan lain. (catatan. Yang mencatat data yang belum terjaring ketika dalam pendataan sebelumnya)
a. Tulisan yang membicarakan naskah maupun teks yang bersangkutan
b. Naskah-naskah sejudul namaun tersimpan ditempat lain
c. Sudah ada mikrofilm atau mikrofis
d. Halaman-halaman mana yang akan difoto
Cirri-ciri Dalam Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 5A (Katalog Naskah Jawa barat)
1. Kode Naskah
2. Kode proyek
3. Judul
4. Bahasa
5. Aksara
6. Bentuk
7. Nomor rol dan nomor urut
8. Jumlah halaman
9. Bahasa Naskah





Dibawah Ini Adalah Contoh Naskah Yang Dideskripsikan
1. Sj165 EFEO/KBN-359 DAMARWULAN
Bhs. Sunda aks. Pegon Puisi: wwacan 28.21
44 hlm.
Judul: luar teks: wawacan Damarwulan.
Ukuran: sampul: 21x 16,2 cm; hlm.: 19,7 x 16 cm; tulisan; 18, 5 x 15 cm.
Jilid: 1 dari 1; jenis alas naskah: kertas buatan local; sampul: tambahan kemudian.
Hlm,: yang ditulis: 44.
Penomoran Hlm.: ada.
Tinta: hitam pucat.
Tulisan: tapak tipis, kurang kontras.
Pupuh: teks terdiri atas 6 pupuh dengan gubahan dalam pupuh Simon, seperti tampak pada kutipan berikut: pupuh simon. Panulak rea kasusah, pamanding pikir prhatin, nu malarat rea…; dan berakhir dalam gubahan kalimat berbunyi niti kudu congklang malang, cahaya mancur lir emas
Keadaan fisik: kertas tampak mulai kekuning-kuningan agak kusam, dan beberapa lembara halaman hilang; penjili dan longgar. Kondisi naskah sudah tidak utuh.
Karangan: masa: abad 20; tempat: Cimahi bandung.
Asal Naskah: Amin; kp. Cigugur, Desa Cibabat, Kec. Cimahi, Kab. Bandung
Tempat penyimpanan: EFEO Bandung.
Karakteristik katalog diatas yang pertama menggunakan subjek judul, bukan menggunakan nama orang pengarang. Selain itu juga dikelompokan berdasarkan subjek Misalkan Sejarah (Cerita-cerita rakyak berbahasa Sunda), Islam (Fikih Al-Quran, Tasawuf), Sastra, Primbon, Adat Istiadat. Selain itu juga menggunakan nomor urut. karena memang dalam program yang di contohkan diatas adalan wilayah proyek. Yang hasilnya akan di masukan dengan penyajian menggunakan mikroflm dan mikrofis. Penyajian buku juga ada, tapi lebih berorientsi pada digital. adapun cara penyajin tidak menggunakan nomor urut secara sisitematis, melainkan menggunakan pengengelompokan SJ (sejarah) I (isalm) SA (sastra) A (adat istiadat) P (primbon dan mujarobat) LL (lain-lain).
Perkembangan naskah di Indonesia di pengaruhi oleh Van Ronker (1909) terdaftar 919 naskah dan Sutaarga dan Jusuf et al (1972) 953 naskah, diantaranya yang telah disimpulkan secara garis berar oleh Dr. Sri Wulan Rujiati Mulyadi dalam karakteristik penyususun katalogus.

Tidak ada komentar: