Minggu, 10 Januari 2010

EVALUASI PERPUSTAKAAN

A. Latar Belakang
Saat ini masyarakat sedang mengalami pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi informasi. Dalam ekonomi industri kapital merupakan sumber yang sangat strategis, sedangkan informasi merupakan sumber yang sangat strategis dalam ekonomi informasi. Pada masa global sekarang ini maupun masa mendatang, informasi telah menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan. Siapa saja yang menguasai ekonomi informasi dengan baik akan menjadi pemenang dalam persaingan hidup di masyarakat. Masyarakat informasi yang sedang berkembang ditandai dengan penyebaran informasi yang cepat dan tepat.
Dengan adanya pengevaluasian pengadaan diharapkan dapat menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh staf dan atasan. Maksud dari pada contoh proposal pengevaluasin untuk menemukan jawaban dan solusi atas kendala-kendala yang menyelimuti kinerja bagian pengadaan. Dengan harapan mamapu menemukan jawaban yang menjadi pembahasan proposal.
Perpustakaan merupakan lembaga yang berfungsi pokok sebagai sumber informasi (source of information), khususnya informasi ilmiah yang dibutuhkan oleh mahasiswa, dosen, peneliti, dan sebagainya. Unit Pelaksana Teknis perpustakaan universitas merupakan lembaga yang menyediakan informasi ilmiah untuk para mahasiswa, dosen, pustakawan dan karyawan universitas, melalui koleksi yang dimiliki seperti buku, majalah, koran, dan jenis koleksi lainnya. Perpustakaan tersebut mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama dharma pendidikan/pengajaran dan penelitian.
Dalam perpustakaan secara garis besar ada 2 layanan yaitu : layanan umum/pembaca dan layanan teknis. Layanan umum/ pembaca dimaksudkan untuk memberikan jasa layanan kepada pembaca yaitu anggota perpustakaan. Sedangkan layanan teknis adalah pekerjaan perpustakaan dalam mempersiapkan buku agar nantinya dapat digunakan untuk menyelenggarakan layanan pembaca. Fungsi layanan perpustakaan tidak boleh menyimpang dari tujuan perpustakaan itu sendiri. Dan tujuan dari perpustakaan itu sendiri yaitu memberikan pelayanan kepada pembaca ialah agar bahan pustaka yang telah dikumpulkan dan diolah sebaik-baiknya itu dapat sampai ke tangan pembaca. Layanan teknis sendiri ada 3 hal yaitu : pengadaan , pengolahan dan pemeliharaan bahan pustaka. Keterbatasan dana, keragaman pemakai,berkembangnya jumlah buku dan majalah yang diterbitkan

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam hal ini akan di fokuskan pada evaluasi pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan universitas.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena diatas yang digambarkan sebagai latar belakang masalah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi adalah “Bagaimana perpustakaan universitas mengadakan kegiatan pengadaan bahan pustaka yang menunjang bagi para pemustakanya di lingkungan universitas?” yang akan didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan untuk mempersempit pembahasan
1. Bagaimana kegiatan pengadaan dilakukan di perpustakaan universitas?
2. Apa saja kendala-kendala dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka di perpustakaan universitas ?
3. Siapa saja yang memiliki kebijakan dalam pengadaan bahan pustaka di perpustakaan universitas ?
4. Mengapa harus diadakan pengadaan bahan pustaka di perpustakaan universitas ?
C. Tujuan
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan pengadaan bahan pustaka di perpustakaan universitas.
2. Untuk mengetahu sipa saja yang terlibat dalam kegiatan pengadaan bahan pustakaan di perpustakaan universitas.
3. Untuk mengetahui apa yang dilakukan perpustakaan terhadap pengadaan.
D. Tinjauan Literatur
Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan adalah
Langkah yang pertama kali perlu dilakukan dalam proses pengadaan bahan pustaka, sebelum melakukan pemesanan adalah perlunya melakukan pengevaluasian terhadap daftar usulan bahan pustaka yang perlu diadakan dari hasil penyeleksian tersebut. Pengevaluasian tersebut dilakukan karena barang kali dari daftar hasil penyeleksian tersebut diantaranya ada beberapa item yang kemungkinan dapat di peroleh secara gratis. Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu: melalui pembelian dan pelangganan, hadiah, pertukaran bahan pustaka, wajib simpan perguruan tinggi (deposit), membuat sendiri, dan keanggotaan organisasi.
· Pembelian: pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit ataupun pada toko buku.
· Hadiah: perpustakaan dapat menerima pustaka sebagai hadiah yang berarti perpustakaan dapat menghemat pembelian.
· Pertukaran bahan pustaka: sebaiknya perpustakaan menerbitkan berbagai terbitan termasuk penerbitan badan induk.
· Deposit: semua karya yang dihasilkan wajib disimpan pada perpustakaan pada keputusan rektor.
· Membuat sendiri: bahan pustaka yang dihasilkan oleh perpustakaan.
· Keanggotaan organisasi: badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah perhimpunan atau organisasi dan anggota dari perhimpunan tersebut memperoleh terbitan secara cuma-cuma.

E. Metodologi
1. Metode deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
2. Instrumen pertanyaan
1. Apakah Anda mengetahui tentang layanan teknis di perpustakaan?
a. Sangat mengetahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. Tidak mengetahui
2. Menurut Anda, apakah bahan pustaka di perpustakaan ini membantu Anda dalam penyelesaian tugas kuliah?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Kurang membantu
d. Tidak membantu
3. Menurut Anda, seberapa penting pengadaan bahan pustaka di perpustakaan?
a. Sangat penting
b. Penting
c. Tidak penting
d. Sangat tidak penting
4. Menurut Anda, apakah bahan pustaka di perpustakaan cukup relevan ?
a. Sangat relevan
b. Relevan
c. Kurang relevan
d. Tidak relevan
5. Menurut Anda, apakah perpustakaan perlu memberikan form bahan bacaan yang diperlukan oleh pengguna ?
a. Sangat perlu
b. Perlu
c. Kurang perlu
d. Sangat tidak perlu
6. Apakah Anda setuju bila perpustakaan membeli bahan pustaka setiap bulan ?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
7. Menurut Anda, apakah keterbatasan dana sangat mempengaruhi pengadaan koleksi di perpustakaan ?
a. Sangat mempengaruhi
b. Mempengaruhi
c. Kurang mempengaruhi
d. Tidak mempengaruhi
8. Apakah Anda mengetahui cara apa saja yang dilakukan perpustakaan untuk melakukan kegiatan pengadaan koleksi ?
a. Sangat mengetahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. Tidak mengetahui
9. Apakah Anda setuju dalam pengadaan koleksi tidak ada penyeleksian koleksi terlebih dahulu ?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Sangat tidak setuju
10. Manfaat apa yang Anda peroleh dari pengadaan bahan pustaka ?
a. Tugas-tugas yang di perlukan terpenuhi
b. Adanya sumber referensi bacaan
c. Semakin gemar membaca
d. Mendapat pengetahuan.
F. Presentasi Data
Dalam penelitian ini, setelah data diperoleh dari subjek penelitian, maka tahap selanjutnya adalah mengolah data dengan cara memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam tabel yang kemudian dicari prosentasenya untuk dianalisa dan adapun untuk memperoleh data angket telah ditabulasikan dan diprosentasikan digunakan rumus :
P = F/N x 100
P = angka prosentase untuk setiap kategori
F = frekuensi jawaban responden
N = jumlah responden
G. Kesimpulan
Pengadaan bahan pustaka biasanya dilakukan melalui evaluasi terlebih dahulu, agar dalam memilih/memperoleh bahan pustaka sesuai kebutuhan pemakainya. Baik melalui pembelian langsung, melalui vendor, hadiah, pertukaran, dan keanggotaan organisasi. Bertujuan agar tidak menimbulkan penumpukan bahan pustaka yang tidak terpakai pada akhirnya.
Oleh sebab itu bagian pengadaan di tuntut lebih jeli dalam bekerja sama dengan atas untuk memilah bahan pustaka agar kendala-kendala yang biasa terjadi mudah diatasi, baik dengan pendanaan, penerbitan buku, dan yang lain-lain yang berkenaan dengan jalanya manajemen. Biasanya kalu tidak ada kerjasama yang baik akan membuat perpustakaan lebih sulit baik dalam memperoleh informasi tentang harga buku, yang berujung mahalnya harga buku. Dengan kerjasama perpustakaan bisa mengajukan proposal untuk di banyak lembaga profit/non profit. Jadi dalam pengadaan bahan pustaka tidak tergantung pada persoalan finansial melainkan pada tumpun persoalan menjalin kerjasama yang baik.

analisis SWOT

Nama : Sudin Antoro


ANALISIS SWOT PADA PERPUSTAKAAN
ADAB DAN HUMANIORA

PENDORONG PENGHAMBAT
Internal S W
Eksternal O T
keterangan:
Suatu institusi dalam menyusun rencana pengembangan, harus melakukan evaluasi diri (self evaluation) untuk mengetahui kondisi perkembangan dan kemajuan pada saat ini (state of the art review). Dalam evaluasi diri ini beberapa pendekatan dapat dilakukan, antara lain pendekatan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (KKPA, atau SWOT: strength, weakness, opportunity, dan threat).
Pendekatan SWOT dapat dilakukan untuk dapat mengevaluasi kegiatan baik jangka pendek, menegah maupun jangka panjang. salah satunya adalah lembaga yang di kembangkan (Peprustakaan Fakultas Adab), di samping sebagai pelayanan dan penyedia informasi tidak kalah pentingya dan merupakan tugas berat yang di embanya untuk menjadikan perpustakaan itu tetap berjalan bahkan lebih dari itu agar bisa berkembang.
Yang jelas bahwa dalam suatu kehidupan yang ditandainya dengan gerak serta perubahan itu pasti memiliki keinginan, namun keinginan ini tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. Akan tetapi harus, melewati fase-fase yang ada; pendorong dan penghambat. Tentu dari pada faktor ini didasari pada kekuatan ataupun kelemahan internal amupun ekternal.
Pengembangan prodak perpustakaan Fakultas Adab akhir-akhir ini sedang memasarkan Corrner berkerjasama dengan pihak asing, yang mendapatkan kucuran dana kurang lebih 37 juta. Sambutan sanggat baik ini suatu kekuatan, namun kelemahan tampak pada pengoprasian, atau perawatan. Peluang bagi perpustakaan bisa berkerjasama berkelajutan. Ancaman kebijakan yang sanggat sulit.

katalogisasi perpustakaan islam

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada ilmu pengetahuan, hal ini terbukti dengan giatnya tulis-menulis sejak priode awal. Keterlibatan inilah yang juga mendorong cepatnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang kaya akan buku dan perpustakaan kuno, sehingga mereka menemukan papyrus (lontar) dari Mesir dan menggali naskah-naskah kuno di daerah-daerah Telloh, Ur, Warka, Niniveh. Ugarit dan yang paling akhir Ebla yang terletak di wilayah Mesopotamia dan Mesir.
Perpustakaan-perpustakaan Islam tidak lepas dari dinamika peradaban orang-orang Romawi. Sebagaimana literatur-literatur bangsa Romawi banyak di kaji oleh orang-orang muslim pada masa abad 8-11 M. Dengan datangnya Islam terpancarlah fajar di negri Timur Tengah; pencerahan ilmu pengetahuan. Sejak Islam muncul di Arab pada zaman Nabi-para sahabat di lanjutkan masa dinasti.
Kalau kemajuan Islam pada masa Nabi dapat disebut sebagai kemajuan bidang agama dan politik; pada masa Khalifah Rasyidah sebagai kemajuan politik dan militer; pada masa Bani Umaiyyah sebagai kemajuan politik, ekonomi dan militer; maka kemajuan Dinasti Abbasiyah menambah panjang pencapaian kemajuan itu yakni politik. militer, ekonomi. sains dan peradaban. Dengan berkembangnya ilmu sains maka pada masa dinasti Abbasiyah banyak berkembang perpustakaan, meskipun sebelumya telah di pelopori oleh Khalid Ibn Yazid Ibn Mu'awiyah
Dilihat dari keberadaan perpustakaannya yang sanggat pesat, kita bisa bayangkan dampak dari konsen terhadap perpustakaan menelurkan keilmua yang sanggat pesat pula. Perpustakaan masa itu identik dengan bertumpukan kitab-kitab, Al-Qur'an, salinan-salinan dan sebagainya. Lalu bagaimana keberadaan perpustakaan pada masa itu, apakah sudah melakukan klasifikasi serta katalogisasi. lalu bagaimana sistim kerjanya.
Memang sanggat jarang literature yang membahas tentang bentuk kegiatan perpustakaan secara umum (pengadaan, pengolahan, pelestarian dan peminjaman) perpustakaan pada masa peradaban. Disini akan meninjau kegiatan pengadaan dan penolahan. Kebanyakan sejarawan meninjau dari aspek sejarah keberadaan perpustakaan secara fisik gedung, namun tidak menjamah secara substasi kegiatan perpustakaan pada masa klasik.
Seperti pendapat Mehdi Nakosteen yang dikutip Dr. Didin Saefudin mencatat ada 36 perpustakaan di Baghdad sebelum diluluhllantakan oleh pasukan Hulagu dari Mongol, diantaranya, 1. peprustakaan Bayt Al-Hikmah, 2 perpustakaan Umar Al-Waqidi yang diperkirakan memiliki 320 ekor unta beban buku-buku, 3 perpustakaan Dar Al-Ilm, 4. perpustakaan Nizamiyah, 5. perpustakaan madrasah Mutansyiriyah, 6. perpustakaan Al-Baiqani, 7. perpustakaan Muhammad Ibn-Husain dan 8 perpustakaan Ibn Kamil.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam pembahasan makalah ini kami membahas masalah yang berkaitan dengan perpustakaan klasik pada masa Abasiyyah meliputi :
· Bagaimana teknik system pengadaan bahan pustaka pada masa perpustakaan klasik?
· Bagaimana pengolahanya (klasifikasi, katalogisasi, penempatan koleksi) pada masa perpustakaan klasik?

C. METODE
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode literatur dengan menggunakan beberapa sumber buku yang berkaitan dengan masalah sejarah kepustakaan Islam mengenai pengadaan bahan pustaka.

D. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dengan berkelompok untuk bahan diskusi mata kuliah Sejarah Kepustakaan Islam, selain itu juga untuk menambah pemahaman pada diri kita mengenai Sejarah Kepustakaan Islam pada masa klasik, sehingga kita memahami dan mengerti agar menjadi cerminan dari sejarah tersebut untuk dapat membangun kembali Sejarah Kepustakaan Islam pada masa kini dan yang akan datang agar islam ini benar- benar berjaya di muka bumi ini. Aamin.

PEMBAHASAN
· Teknik Sistem Pengadaan
Sistem pengadaan bahan pustaka pada masa klasik mungkin berbeda dengan masa sekarang. Kita kenal, pada masa sekarang pengadaan bahan pustaka bisa didapat dengan beberapa cara diantaranya: (1) Pembelian: pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit ataupun pada toko buku. (2) Hadiah: perpustakaan dapat menerima pustaka sebagai hadiah yang berarti perpustakaan dapat menghemat pembelian. (3) Pertukaran bahan pustaka: sebaiknya perpustakaan menerbitkan berbagai terbitan termasuk penerbitan badan induk. (4) Deposit: semua karya yang dihasilkan wajib disimpan pada perpustakaan pada keputusan rektor.
(5) Membuat sendiri: bahan pustaka yang dihasilkan oleh perpustakaan. Keanggotaan organisasi: badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah perhimpunan atau organisasi dan anggota dari perhimpunan tersebut memperoleh terbitan secara cuma-cuma.
Sebenarnya pada masa klasik ada kemiripan dengan kegiatan pengadaan bahan pustaka masa kini. Bahwa pada masa klasik sejak dinasti Abbasiyah berdiri, banyak para dermawan mengkonsentrasikan pada ilmu pengetahuan, sehingga banyak orang yang menjadi pencatat (Nassakh) dan penyalin (Warraq) di jadikan sebagai profesi. Seorang yang bisa membaca dan menulis merupakan orang-orang yang luar biasa. Mereka di gaji oleh para petinggi negara untuk mengerjakan penyalinan kitab (naskah kuno), yang nantinya koleksi itu di simpan dan dikaji oleh para ilmuan di perpustakaan.
Dinasti Abbasiyah yakni sebagai penerus dan pengembangan kemajuan itu, yakni politik. militer, ekonomi sains dan peradaban. Ilmu sains tidak jauh dari perpustakaan sebagai tempat informasi, sehingga sanggat memepengaruhi koleksi pustaka di perpustakaan. selain itu juga sudah barang tentu seluruh keperluan dan perawatan perpustakaan ada anggaranya, tujuanya agar tetap berkembang.sanggat mustahil tidak ada anggaran sebagaimana sejaha mencatat perpustakaan pada masa itu sanggat pesat. Pengelolaan pajak dari hasil pertanian masyarakat di kembangkan dan di perdayakan lagi kemasyarakat, melalui lembaga pandidikan seperti perpustakaan, dan madrasan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Yang pertama pada dinasti Abasiyyah sudah melakukan pembelian di kios-kios penjualan buku. Al-Maqrizi menyebutkan tentang "daerah kios buku" itu dalam penjelasanya tentang kairo pada abad ke-15, dan kami sering dengar tentang "pojok buku" atau "pojok warraq" di Baghdad. Pojok yang sama di Damaskus, tulis Ibn Batutah pada 1327, terletak di dekat masjid Umayyah. disana terdapat kios-kios yang menjual kertas, tinta, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan buku.
Yang kedua sudah ada hadiah bahan pustaka dari orang-orang dermawan sebagai koleksi pustaka untuk di gunakan. diataranya di perpustakaan masjid yang masuk sebagai perpustakaan umum, mendapat hadiah dari petinggi negara dan orang-orang kaya. Yang ketiga pertukaran disini bisa di kategorikan sebagai pertukaran informasi dengan bangsa Romawi, malakukan penerjemahan buku-buku kuno. filsafat dan sebagainya.
Yang keempat deposit. Kegiatan ini telah dilakukan, meskipun pada masa tersebut belum ada peraturan baku tentang wajib simpan karya. Namun para bangsawan mengkhususkan penyalinan karya yang mereka bayar sebagai koleksi perpustakaan. Entah itu pribadi ataupun untuk umum. Yang kelima membuat sendiri. dari hasil penelitian para ilmuan berkembanglah cabang ilmu yang beragam seperti teologi, tata bahasa matematika dsb.
Salah satu contoh anggaran belanja lembaga di perpustakaan Dar'l ilm atau Dar'l hikmah. Anggaran tersebut mencapai 257 dinar per tahun, menurut Al-Maqrizi. daftar belanja tetapnya meliputi: karpet-karpet dari Abadan dan tempat-tempat lain, 10 dinar; kertas untuk menulis 90 dinar; petugas perpustakaan, 48 dinar; air, 12 dinar; pelayan, 15 dinar, kertas, pena dan tinta untuk para ilmuan yang memerlukanya, 12 dinar, perbaikan karpet, 1 dinar, perbaikan yang mungkin di perklukan untuk lembaran-lembaran yang hilang, 12 dinar; karpet bulu untuk musim dingin, 4 dinar. jumlah totalnya terhitung 209 dinar.
Sisanya disediakan untuk keperluan-keperluan tambahan. Buku-buku diperoleh melalui penerjemah, tetapi beberapa tambahan mungkin juga diberikan sebagai hadiah oleh khlifah. Mengingat jumlah uang yang harus dibayarkan untuk buku, seperti misalnya 100 dinar untuk buku sejarah Al-Thabari dan 60 dinar untuk Jamhara karya Ibn Durayd, maka anggaran belanja yang di uraian tadi tampaknya terlalu rendah untuk pembelian buku-buku utama. Perpustakaan serupa juga didirikan oleh Al-Hakim di berbagai tempat lain seperti Al-Fustat, Mesir Lama.
· Pengolahan
Diseluruh penjuru wilayah Islam saat itu tersebar berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti kimia, matematika, kedokteran, teknik astronomi dan lain-lain. Bahkan para penjual kitab sebagian besar termasuk orang-orang berpendidikan cukup tinggi. Mereka memahamai berbagai macam ilmu pengetahuan, sehingga mampu turut serta dalam pembicaraan dan riset-riset para ulama dan ilmuan. Disamping itu kesungguhan kaum Muslimin terhadap ilmu tampak dalam pengaturan perpustakaan, pusat-pusat penjualan kitab, jadwal diskusi dan penelitian serta kegiatan-kegiatan rutin yang mereka lakukan.
Dalam perpustakaan dibuat beberapa ruangan, (1) untuk diskusi, (2) untuk pengkajian dan penelitian, (3) untuk menyalin, (4) untuk membaca, bahkan ada pula yang menyediakan (5) ruang untuk latihan musik, sebagai kegiatan tambahan untuk para pembaca yang gemar musik, disamping untuk menambah semarak pengunjung. Dalam rak-rak perpustakaan, kitab-kitab itu tersusun berdasarkan sistem klasifikasi tertentu menurut temanya masing-masing.
Hal tersebut terbukti dan hasil penelitian terhadap beberapa perpustakaan masjid tradisional di Kairo atau Tunis umpamanya. Al-Maqrizi menuturkan pada kita mengenai perpustakaan di Shiraz. Perpustakaan masjid. Perpustakaan tersebut terdiri satu ruang berkubah panjang yang berhubungan dengan ruang-ruang penyimpanan buku. Penguasa membangun tangga-tangga dari kayu berhias kira-kira setinggi orang dengan lebar 3 yard, yang mempunyai rak-rak dan atas sampai bawah di sepanjang ruang besar dan ruang-ruang penyimpanan buku tersebut.
Namun dibagian lain, sebelum datangnya Islam hal yang pernah dilakukan oleh orang-orang Romawi dalam mengelola perpustakaan dianggapnya adalah kegiatan yang mualia sama halnya dengan konsep Islam. Mereka orang-orang istana raja yang di percaya megurus perpustakaan, merawat koleksi-koleksi yang berharga. seperti filsafat dsb.
Dalam sejarah, koleksi perpustakaan Alexandria di kelompokan menurut ruang, artinya A menyimpan buku filsafat, ruang B menyimpan buku Astronomi, dan sebagainya. Pada abad menegah, perpustakaan biara memisahkan buku tentang buku ke agamaan (teologi) dari buku keduniawian (sekuler).
Katalog yang memuat bibliografi telah dikenal sejak zaman Ashurbanipal. Hal ini terbukti dari hasil penggalian dibekas kerajaan Assyria. Katalog tersebut dikenal dengan mana penakes yang disusun oleh Callimachus, pustakawan perpustakaan Alexandria.
Data bibliografi dalam penakes memuat judul singkat sesuai dengan keterangan yang terdapat pada gulungan papirus. Pada abad-abad berikutnya katalog diterbitkan dalam bentuk buku, kemudian diganti dengan kartu. Kini dalam abad informasi, koleksi perpustakaan tetap saja disusun menurut aturan tertentu, hanya media mencatatnya kini menggunakan alat elektronik sehingga dikenal dengan katalog elektronik.
Prinsip ini nyata sekali pada klasifikasi koleksi perpustakaan modern seperti klasifikasi desimal Dewey, Library of Congress maupun Universal Decimal Clasification. semunya disusun menurut subjek. Ketiga bagan klasifikasi tersebut banyak dipakai perpustakaan. Sudah tentu ada bagan klasifikasi lain serta dalam sejarah ada pula bagan klasifikasi sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan diatas tersedia untuk penyimpanan. Berisi tentang, agama, tata bahasa, matematika, teknik astronomi, musik dan kedokteran.
Tokoh yang sanggat agung dalam dunia perpustakaan Islam adalah Ibn Al-Nadim pada abad ke-10. Beliau telah mengarang kitab Al-Fihrist (indeks) yang di selesaikan kurang lebih pada tahun 987 M, Di Irak. Beliu memiliki toko buku yang besar, hingga itu beliau mencatat nama-nama pengarang dan judul-judul buku yang di karang oleh orang, serta mencatat tentang subjek, lalu beliau susun dengan bahasa Arab. Di dalam toko bukunya ada salah satu ruangan untuk para pembaca serta orang-orang yang ingin berdiskusi, diantaranya para ilmuan. Beliau adalah orang yang sanggat cinta pada buku, hingga suatu ketika istrinya cemburu, karena sangking cintanya beliau pada buku.


KESIMPULAN
Pada masa klasik tepatnya pada dinasti Abasiyyah sudah terjadi kegiatan teknik pengadaan di perpustakaan. Pada masa kepemimpinan Harun Ar-Rasyid dan dilanjutkan Al-Ma'mun tepatnya pada abad 8-11 Masehi sebagai pengayaan ilmu-ilmu pengetahuan. Mengumpulkan buku-buku dari koleksi naskah kuno bangsa Yunani
Pengolahan bahan pustaka dilakukan dengan cara yang unik mulai dari cara penyalian buku hingga, klasifikasi dan penempatan koleksi di rak. Semunya di lakukan dengan penuh semanggat dengan gaya seni. Diantarnaya tempatnya nyaman, terdapat hordeng dan karpet. Meberi kesan agar pengunjung betah. Selain itu juga perpustakaan sebagai tempat perkumpulan para ilmuan, berdiskusi dan meneliti.


















DAFTAR PUSTAKA
Pedersen, J., Fajar Intelektual Islam: Buku Dan Sejarah Penyebaran Informasi Di Dunia Arab, Penerjemah Alwiyah Abdurrahman, (Bandung, Mizan, 1996).
Nasution, Harun., Islam Rasional, (Bandung:mizan, 1995).
AR, Sirojuddin., Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta:pustaka panjimas, 1987).
Syalabu, A., Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, (Jakarta:al-Husna Zikra, 1995).
Sou'yb, joesoef., Sejarah Daulah Abbasiyah III, (jakarta: bulan bintang,1978).
Saefudin, didin., Zaman Keemasan Islam: Rekonstruksi Sejarah Imperium Dinasti Abbasiyah, (Jakarta:Grasindo, 2002).
Al-Baghdadi, Abdurrahman., Sistem Pendidikan Dimasa Khilafah Islam, (Surabaya:Al-Izzah, 1996).
http://www.goodreads.com/story/show/6115.Perpustakaan_Islam?chapter=1/M.Djaenudin. di kutip pada tanggal 19 oktober 2009
http://echyli2n.blogspot.com/
http://202.155.15.208/berita/34533/Baghdad_Metropolis_Intelektual_Abad_Pertengahan
http://al-hudaz.blogspot.com/
http://lppbi-fiba.blogspot.com/2009/08/perpustakaan-islam-periode-klasik.html/ Dra. Sismarni, M.Pd. 19 oktober 2009
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/masa-keemasan-islam-bani-abbasiyah
http://akademiislam.wordpress.com/
http://elfalasy88.wordpress.com
http://kasadaranlink.blogspot.com/2007/07/bayt-al-hikmah-dan-tradisi-intektual.html
http://whandi.net/2009/01/islam/khilafah-bani-abbas-masa-kemajuan-islam.html
http://lppbi-fiba.blogspot.com/2009/03/zaman-dalam-puisi-arab-mutakhir.html/ Drs.Yulizal Yunus.19 oktober 2009
http://abhicom2001.multiply.com/journal/item/182/Ketika_Perpustakaan_adalah_Rumah_Bijak
http://www.goodreads.com/story/show/6115.Perpustakaan_Islam?chapter=2/ Ahmad Sarwat, Lc. di kutip pada tanggal 19oktober 2009