Minggu, 05 April 2009

kumpulan puisi

Menuju petunjuk Illahi

” Dikala aku datang wajahku nampak telah turun meneduhimu
Tatkala aku pergi, aku tak rasa ada disampingmu.
Gemuruh dan percikan air yang bersatu
Sakan mengambarkan kedamaian dikampungku
Aku rindu dikala aku tak mampu tuk datangin bersamamu
Yang ku cari air garam, yang ku telan Ilmu bagaikan hujan yang turun ketika sedang terlelap tidurku
Tak mampu mencari segentong buyung untuk menadahinya
Tak sadarkan diri ketika dalam mimpi, ketika kuterbanggun telah berbekal menuju petunjuk jalan illahi robbi
Bintaro, 2007


Do'amu menghancurkan dosa
”Untumu Ibu tatakala kau mengasihiku
Tampak berjuang bersusah payah
Tatkala kau menyusuiku
Ku tak berdaya.
Wahai Ibu?
Aku dibesarkan dengan kasih sayangmu,
Aku dipupuk dengan Asi, jari lentikmu.
Wahai Ibu? kaulah adalah guru yang tak pernah bohong
Pada anak-anakmu, dan bagiku
Tak kenal lelah tak kenal sedih,
Sedihmu adalah kasih sayangmu terhadap anakmu
Wahai Ibu? bergulirnya masa hingga saat ini.
Anakmu takmampu mengharapkan, apa yang kau harapkan.
jiwaku risau tatkala tak sepadan impinmu
”Wahai Ibu?
Do’amu slalu mengiringgi langkahku
Do’amu slalu menyelimuti jiwa dan ragaku
Do’amu bisa menghancurkan dosaku
Ridhomu adalah ridho Allah SWT
Kepatuhanku adalah hormatku
Ku junjungtinggi derajatmu
Kebahagiananku adalah bagiaan kebahaginanmu
”Wahai Ibu ku sayang”?
Bintaro, 2007


Obat mujarab
Langit hitam menyelimuti awan
Yang kupandang diriku dalam keterangan
Datang jauh diawan yang terdengar dalam ketenagan
Kutertidur ,kutertidur dan kutertidur
Dengan asma Allah bacaaan Salawat
Mengobati tulang yang tercerat.
Sakit dimalam, sehat diesok
Semuanya datang dengan tiba-tiba tampa harus melihat waktu,
tanpa harus melihat umur
kemenagan akan datang dengan perjuangan, yang mementang
esok nanati kau tecengang.
Bintaro, 2007

Taubatnya sang preman
Tak memugkiri kala aku tersesat, dan tertutup.
Siang dan malam gelap gulita,
Aku tak lihat kehadiaranya, nikmat sang pencipta.
Aku menempuh hidup durjana,
Semuanya aku jalani, tanpa aku memihak
Siapa. ini lah yang aku lakaukan di ujung jalan.
Aku cari kini tiba saat ku terhenti
Bintaro, 2007


Getir dalam hidup
Ya Allah, panghuni bumi yang memiliki tiga sifat mereka tak adil pada diriku
Mereka menzolimiku padahal aku jujur
Waktu-waktu butuh, mereka mendekat pada diriku
Waktu-waktu getir mereka menjauh dariku
Kusapa mereka ia terdiam, ku terdiam mereka memakiku
Getir sudah dalam kehidupan ini
Tak ada guna menyesal, terimalah nasib yang ada dua
Baik dan buruk itu adalah ketentuan
Tinggal pilih sesuai pilihan
Jangan risau kiranya tak suka
Ku pergi jauh-jauh namun rasa itu tetap ada
Disana sinih sikut saling sikut
Demi sesuap nasi berani mengadekan sang illahi robbi
Tegal rotan, 2009




Nama sudian antoro, biasa disapa hamid
Lahir di Tegal, 20, maret, 1985- jawa tengah.
Tempat tinggal sekarang. Jl. Ajemaien rt 01/rw 07 No 30. Tegal Rotan, Sawah baru, Ciputat, Tangerang, perbatasan Bintaro sektor ix.
Sekarang sedang mengejar S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, prodi ilmu perpustakaan dan Informasi. Kegiatan yang pernah di tekuninya, menjadi wartawan kampus, Lembaga Pers Mahasisiwa (LPM), menjabat divisi LSO Lingkar Study BEM-J. Menjabat bidang keilmuan di organisasi primordial Ikatan Mahasisiwa Tegal (IMT). Menjadi Pustakawan sukarela di Fakultas Adab dan Humaniora UIN. Dan berbagai bidang pekerjaan yang pernah di tekuni demi untuk mencukupi kehidupan sehari-hari dan untuk bayar kuliah. Dalam dunia tulis menulis, telah menghasilkan tiga karya namun yang satu dalam proses pengerjaan, karya pertama berjudul slimut doa salaman, kerudung khadijah, dan kawinku yang ke sembilanpuluh, namun semau karyana belum di publikasikan secara umum, baru sebatas relasi kampus.

Tidak ada komentar: